Weekend terakhir di tahun 2019 aku habiskan dengan jalan2 ke Semarang dengan keluargaku, tepatnya cuma ke Lawang Sewu, Kebun Teh Medini dan mampir sebentar di Pertapaan Rawasenang. Kami naik mobil kesana & sampai di Semarang jam 5 sore. Perjalanan yang cukup lama untungnya gak pake macet.
Selesai berbenah diri di hotel, kami pergi ke Lawang Sewu yg merupakan salah satu ikon wisata kota Semarang. Waktu itu kami datang sudah sore, yg ada di benakku kalau tempat ini bakalan sepi & menyeramkan. Ternyata salah besar, walau sudah jam 18:00 tempat ini masih sangat ramai pengunjung dan mungkin karena itu ya jauh dari kesan seram. Biaya masuknya RP 10.000. Karena gak pakai pemandu jadi aku kurang tau seluk beluk dan sejarah bangunan itu. Kami menghabiskan waktu disini sekitar 45 menitan.
Keesokan harinya setelah check out dari hotel maunya pergi ke kuil Sam Poo Kong tapi tempatnya penuh sekali, mobil sudah macet panjang menuju parkiran. Jadi kami langsung meneruskan perjalanan ke kebun teh Medini, menurut peta kesana cuma butuh waktu 1 jam 5 menit, nyatanya kami menghabiskan hampir 2 jam. Navigasinya menunjukkan shortcut yang mengarah ke jalan buntu, yg sama penduduk setempat ditutup karena jalannya terlalu kecil untuk mobil. Jadilah kami harus kembali ke jalan besar lagi dan lewat jalan lainnya. Sekitar 3 km an terakhir jalanya kebanyakan masih jelek dan berbatu, kalau naik mobil yang pendek semacam sedan mungkin kurang cocok. Semakin lama juga semakin menanjak. Dan sinyal internet juga hilang entah kemana. Aku suka karena selama perjalanan dapat menghirup udara segar bebas polusi.
Setelah naik mobil penuh perjuangan akhirnya kami sampai juga di pos kebun teh. Biaya masuk per orangnya Rp 3000. Dari pos mobil bisa dibawa naik lagi sampai ke parkiran. Dan tadaa hamparan kebuh teh yang luas menyambut kami. Puas muter2 kami duduk di warung disitu & ibu yg punya warung menawarkan mencoba minum teh yang belum diproses pabrik, jadi habis metik sama ibunya disangrai, tapi teh ini gak untuk dijual. Rasanya aneh sekali haha, tapi katanya untuk kesehatan 😀 Objek wisata lainnya disitu ada air terjun Curug Lawe tapi karena masih mau ke pertapaan Rawasenang jadi kami skip deh..
Dalam perjalanan ke pertapaan kami menemukan kebun bunga, jadi mampir. Biaya masuknya Rp 5000, tapi aduh aku lupa lihat nama kebunnya apa.
Kami melanjutkan perjalanan ke pertaapaan & waktu itu sudah sekitar pukul 8 malam ketika makin lama jalanan semakin sepi & sudah jarang rumah di kanan kiri. Kami mulai kuatir ketika navigasi mengirim kami melalui jalan sempit di persimpangan menuju hutan. Antara takut & ingin melanjutkan, akhirnya kami pun melanjutkan saja karena toh biasanya pertapaan memang tempatnya agak terpencil.. Jalan di hutan itu hanya cukup dilalui oleh satu mobil, tidak ada lampu & kendaraan lain selain kami. Kira2 setelah 10 menit, navigasi menyuruh kami berbelok ke kanan padahal di kanan tidak ada jalan. Akhirnya mobil tetap berjalan lurus karena gak ada tempat untuk mutar balik..harap2 cemas untungnya gak lama ada tempat kecil untuk berputar, papaku harus turun untuk memberi panduan agar mobilnya gak terperosok.
Kami kembali ke jalan besar & menemukan ada beberapa pemuda nongkrong. Salah satu dari mereka mau mengantar kami menuju ke pertapaan tersebut, katanya kami nyasar jauh sekali, padahal ikut navigasi. Ternyata pemuda tersebut juga mengatarkan kami melalui jalanan hutan lagi yang gelap gulita, itu kelihatannya bukan jalan yg tadi deh.. tapi paling gak kali ini ada yg ngatar. Akhirnya kami sampai juga di pertapaan, tapi apesnya disana tidak ada lagi kamar kosong, emang salah kami karena rencana dadakan & walau telpon gak diangkat tetap kesana. Terpaksa deh turun lagi mencari hotel terdekat karena sudah sangat capek..
Yg aku pelajari dari trip ini adalah navigasi terbaik memang penduduk lokal.
*No Telp Pertapaan St. Maria Rawaseneng, Biara: 024-70523716, Kamar Tamu: 0813-28882028 Email: ocsorawa@gmail.com
wow! nyasar yg seru Joana >.<
itu kebun bunganya bagus banget! dan masih sepi, apa karena belum banyak orang yang tau ya Joan?
iya mungkin dan soalnya tempatnya juga terpencil,btw makasih dah mampir 🙂
yeay! itu serunya mampir ke tempat yg masih sepi ya.
masuk bucket list aku nih nanti kalo ke Semarang lagi 🙂
sama2 ya Jo. keep sharing!